Tab Kolom

Rabu, 14 September 2011

Junior.. Oh.. Senior Part2

Udah Baca Cerita sebelumnya? Baca dulu gih biar nyambung ceritanya. 

___________________________________________________________________

Besoknya gue putusin buat bawa duit banyak, takut persediaan duit jajan gue gak cukup buat nraktir senior biadab gue itu.

*On the way naik Bajaj ke sekolah*

Sampai disekolah, gue memijakkan kaki dengan sangat hati hati, takut gue ketauan sama senior gue. Gue memutuskan untuk langsung cabut ke kelas buru buru.

Pas Banget gue mau masuk, tiba tiba ada kakak kelas gue yang itu.

Kata gue dalem hati
"Mampus, gue bakalan jadi ikan asin nih di depan kelas gue sendiri"

saking takutnya gue, sampe sampe kebelet kencing, dan ngompol dicelana, bentuk ompolnya mirip tanda 'LOVE' Loh. (Sumpah ini gapenting abis)

"ASSALAMUALAIKUM KAAK!!" Kata gue sok alim, mencegah terjadinya hal hal yang enggak gue inginkan.

"Eh, ntar pas balik, jadi kan traktir kita kita semua? Senior lo"

Iya kak, gue tau lo senior, tapi, apakah dengan status lo sebagai 'SENIOR' bisa membuat gue takut? Jawabannya, iya -___-

"Iya kak, selow aja napa, heboh amat"
#PLAAAK

"LO TAU SOPAN SANTUN GAK KALAU SAMA SENIOR!! HAH! MASIH JUNIOR AJA BELAGU".

Kak, gue juga punya junior kali, punya adek kelas, setahun lagi juga lo bakalan jadi sampah karena Ospek kuliah.

"Iya kak, maaf, saya gak sengaja"

"Awas lo nanti pas balik gua sama anak anak liat lo gakada, bakalan abis lo"

*Hening*
_____________________________________________________________________

Berkat kejadian hebat sebelum masuk kelas itu, gue jadi parno, sedikit sedikit ke WC, pipis gue juga jadi abstrak, kayak mau madamin kebakaran yang berapi hebat.

Ngeliat tingkah laku gue yang gila ini, temen sebangku gue, heran.
"Lo kenapa sih, sedikit sedikit ke WC mulu, lo lagi mens ya?"
Anjrit.

"Gini Sob, secara gak langsung, gue lagi di bully sama kakak kelas nih, dan gue sangat terganggu"
Btw, bukannya gue sok akrab manggil dia sob, berhubung nama Sobari, jadi gue panggil Sob.

Sobari yang otaknya rada autis, mirip tukang ojek yang suka ngomong 'Spadaa!!'
langsung motong pembicaraan gue ini
*FYI, spada adalah tukang ojek deket rumah gue

"Main Bully? Main PS? asik lah, masa lo gamau dan malah terganggu sih"
"Bukan Bully PS Bego"

*Kemudianhening*
_____________________________________________________________________________

Dikit dikit gue liat ke jam, dikit dikit gue itungin berapa menit lagi buat waktu selesai sekolah tiba. Semakin cepet waktunya, semakin horror suasananya. Gue ngitungin duit mulu apakah cukup buat nraktir orang orang yang bejat itu.

*ngitungduit*
"10 ribu, 25, 35, mampus! Duitnya kurang!"

"Heh! Siapa yang bilang mampus itu? sini maju kedepan!".

Ternyata gue menghitung dan bilang 'mampus' pada saat yang salah, pelajaraan saat itu udah mulai, dan pelajaran itu gurunya adalah pak sitobing (pak tobing guru paling killer yang terkenal di sekolah gue) Dan dia juga mengajar bidang studi Fisika. Pelajaran paling repot yang bisa bikin kepala gue jadi botak.

"saya pak" Gue angkat tangan dengan pasrah

Pak tobing siap memberikan pertanyaan yang super sulit buat gue, dan.......
"Siapakah nama Bapak saya?"

What? apa apaan nih pak? pertanyaan blangsak macam apakah ini?  apakah ini tanda tanda akhir zaman?

"Maaf Pak, saya bukan ibunya bapak"

"Baik, silahkan duduk lagi kamu"

Rasanya gue pengen telanjangin itu guru, terus gue suruh lari lari keliling lapangan.

___________________________________________________________________

Setelah jam jam absurd bersama pak tobing telah lewat, bel istirahat pun bunyi.
Gue cuma bisa ngerem di kelas, di pojokan, berharap senior gue gak nyariin buat minta beliin nasi padang. Lagian, gue juga janjinya kan pas balik.

Bener aja, ternyata kakak kelas biadab bersama 2 temannya itu dateng ke kelas gue.

"Hoy!! Mana yang namanya Udin!"
Waktu itu gue dipanggil, gak lain dan gak bukan, adalah ... Udin -___-

"Itu kak *sambilnunjuk* " kata  salah satu temen sekelas gue.

"sini lo, ayo ikut gue ke lapangan".

Gue ngeliatin orang yang ngasih tau dimana gue sambil bilang
 "Awas lo nanti".

"Gile, gue bakal diapain nih?" kkata gue berbisik dalam hati .gue udah mikir yang enggak enggak, dari mulai disuruh nyium banci deket sekolah, sampe Dikencingin -___-


"Tuh, adek gue, mau kenalan sama lo"
what? ternyata? dibalik kesangaran kakak kelas yang ini, tersimpan kepribadian yang baik .. uhh kakak.. aku padamuuu...

"Hai, boleh kenalan? nama gue Fia"

Men, ternyata adek nya kakak kelas itu cewe yang gue bilang cakep. Yang lagi main basket itu, yang mirip bule... Ternyata adeknya senior gue.

Gue Speechless. Gabisa ngomong apa apa, susah buat gue untuk berkata kata.

But, namun, ada satu yang gue bingungin dari tadi.
Kalau Fia ini adeknya senior gue yang itu? kenapa mukanya beda banget ya? adeknya cakep abis, abangnya blangsak banget.


"Hello, Gue Udin (Nama samaran) , Btw, lo kok cantik banget yah?, nyokap lo ngidam apaansih pas lahir? ngidam 'sesuatu' yah?"

"Ah elo, bisa aja. Lo bisa main basket kan? ayok main bareng gue :)"

Dia ngelemparin senyum yang ngebuat gue terbang. sayang, pesawatnya delay -___-

Kejadian itu membuat gue melupakan masalah gue sama senior senior gue, tentang beliin nasi padang, dikencingin, semua itu hilang seketika saat gue ketemu dia. Ibaratnya, gue lagi jalan jalan, terus gue disuruh beli yang macem macem sama temen gue, pake duit gue pula, emg gatau diri mereka. Nah, Jadi...

IBARATNYA ITU APAAN!!!!

___________________________________________________________________

Lagi asik asik main sama Fia, tiba tiba bel sekolah pertanda masuk setelah istirahat bunyi. "TEEEETTT"
"Anjir nih bel, mengganggu suasana banget, najis" kata gue keki dalam hati

"Eh, udah bel nih. nanti lagi ya, gue mau masuk kelas dulu, Daah"

*Ngefly sejenak*


Setelah gue main sama Fia, gue senyum senyum sendiri.
Sampe sampe sekelas bilang
"WOY SINTINGG! SENYUM SENYUM SENDIRI WOY!"

Gue biarin aja, ibaratnya, anjing menggonggong, ichbale berlalu.

Namun, kesenengan gue main sama  Fia ini gak berlanjut terlalu lama, karna, gue kepikiran buat nraktir senior senior bapuk gue.

Dalam hati gue bilang
"Ya Allah... Semoga besok sama Fia masih bisa seperti ini. amin"
  __________________________________________________________________________

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? serius? jangan kemana mana ya!.  "JAMAAH, OOHH JAMAAH"

*tunggu part 3 ya ; ) *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah anda bisa bermain gitar?